Sabtu, 03 Mei 2014

Manusia Dan Tanggung Jawab



PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab merupakan ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggungjawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaan bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan.

              A.    Macam-macam Tanggung jawab dalam kehidupan :
    Tanggung jawab terhadap diri sendiri. Tanggung jawab ini sebenarnya lebih kepada motivasi kita dan penghargaan kita terhadap diri sendiri. Orang yang menghargai dirinya dan memiliki motivasi untuk menjadi lebih baik, tentunya akan sangat bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Ia akan memikirkan konsekuensi bagi dirinya dan berusaha untuk menjaga diri. Contohnya, seorang anak yang menghargai dirinya, bertanggung jawab dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak tubuhnya, misalnya merokok, memakai narkoba dan sebagainya.
    Tanggung jawab terhadap keluarga. Tanggung jawab ini berhubungan dengan peran kita di dalam keluarga. Setiap anggota keluarga tentunya harus bertanggung jawab atas perannya masing-masing sehingga tercipta keharmonisan dalam keluarga. Contohnya, seorang ayah harus bertanggung jawab dalam perannya mencari nafkah, seorang ibu bertanggung jawab mengelola keuangan, dan si anak bertanggung jawab dalam menyelesaikan pendidikannya.
    Tanggung jawab terhadap  masyarakat. Kita hidup dalam masyarakat, sehingga tentu saja memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat. Tanggung jawab dalam masyarakat akan membuat kita diterima dalam masyarakat dan mudah untuk bersosialisasi dengan lingkungan kita. Contohnya, mengikuti kerja bakti sebagai bentuk tanggung jawab atas peran kita sebagai anggota masyarakat.
    Tanggung jawab terhadap bangsa / negara. Tanggung jawab terhadap Negara merupakan bentuk pengabdian kita terhadap Negara. Tanggung jawab ini lebih ditekankan pada peran kita dalam Negara, apakah sebagai pemerintah, atau sebagai anggota masyarakat. Contoh sederhana, sebagai pemerintah, hendaklah bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya dengan tidak korupsi dan malas, sedangkan sebagai anggota masyarakat kita bisa bertanggung jawab menjaga ketertiban Negara dengan tidak menimbulkan kerusuhan.
    Tanggung jawab terhadap Tuhan. Meskipun berbeda agama / kepercayaan, namun setiap orang memiliki tanggung jawab terhadap Tuhan. Tanggung jawab ini biasanya diwujudkan dalam perbuatan dan ibadah kita kepada Tuhan.

Pengabdian dan pengorbanan merupakan wujud dari tanggung jawab dalam hidup sehari-hari. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian dapat kita tujukan kepada keluarga, masyarakat, Negara dan Tuhan. Salah satu contoh pengabdian dalam hidup sehari-hari adalah pengadian kita kepada Tuhan. Sebagai ciptaanNya kita tentu harus mengungkapkan rasa syukur kita yang dapat diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan menjalankan perintah-perintahNya menjauhkan diri dari dosa.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan. Salah satu contoh pengorbanan adalah perjuangan para pahlawan jaman dulu dalam melawan penjajah. Mereka mengorbankan nyawa, dan harta bendanya demi pengabdian mereka terhadap Negara.

B.   Pengabdian dan Pengorbanan
1.      Pengabdian
    Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat atau tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dari semua itu yang dilakukan dengan ikhlas. Macam-macam pengabdian:
-          Pengabdian kepada keluarga
Dapat dilakukan dengan menjaga nama baik keluarga, mensejahterakan keluarga, sebagai anak yakni hormat kepada orang tua serta membantu pekerjaan orang tua dirumah.
-          Pengabdian kepada Tuhan
Dapat dilakukan dengan cara beribadah kepada-Nya, mengamalkan perbuatan-perbuatan baik, dan tidak melanggar larangan-Nya.
-          Pengabdian kepada negara
Merupakan kewajiban bagi setiap warga negara, misal; seorang pegawai negeri yang bersedia ditempatkan diluar daerahnya untuk bekerja. Dan membayar pajak pun juga sudah termasuk dari pengabdian kepada negara.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari;  seorang guru yang mengajar disekolah yang sering kita sebut pahlawan tanpa tanda jasa. Ia mengajar tanpa lelah dengan tujuan untuk mencerdaskan murid-muridnya.

2.      Pengorbanan
    Merupakan suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Macam-macam pengorbanan bila dilihat dari jenisnya seperti;
-          Pengorbanan ayah terhadap anaknya
-          Pengorbanan ibu terhadap anaknya
-          Pengorbanan seorang pejuang terhadap negaranya
-          Perjuangan seorang umat kepada agamnya
-          Dst.

Akibat dari pengorbanan yaitu;
Suatu hasil yang diharapkan seseorang setelah melakukan hal mulia. Hal ini bersifat positif dan membuat orang merasa hutang budi kepada orang yang berkorban. Hutang budi ini biasanya sulit untuk dilupakan seseorang dan akan teringat selalu pengorbanan seseorang yang telah berkorban.
Contoh pengorbanan;
seorang pejuang kemerdekaan yang rela berkorban mengusir penjajah demi negara yang dicintainya meskipun nyawa yang menjadi taruhannya.

Manusia Dan Pandangan Hidup



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda mengelompokkan pandangan hidup yang berdeda-beda akan menciptakan paham atau aliran. Pandangan hidup tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan manusia. Jadi pandangan terhadap hidup ini adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan dan tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh kehidupan. Oleh karena itu, dalam kehidupan dunia dan akhirat pandangan hidup seseoranglah yang menentukan akhir hidup mereka sendiri. Selain itu pandangan hidup juga tidak langsung muncul dalam masyarakat, melainkan melalui berbagai proses dalam menemukan jati diri atau pandangan hidupnya. Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas juga dengan pendidikan. Manusia mengetahui tentang hakikat hidup dan sebagainya adalah berasal dari pendidikan.Oleh karena itu jika kita membahas tentang pendangan hidup, tidak boleh lepas dari pendidikan manusia dapat berfikir ledih kedepan mulai dari kehidupan baik lahir dan batin.

B.  Rumusan masalah
1.      Bagaimana pengertian pandangan hidup?
2.      Bagaimana hubungan pandangan hidup dengan kehidupan manusia?
C.  Tujuan makalah
1.      Mendeskripsikan pengertian pandangan hidup.
2.      Mendeskripsikan hubungan pandangan hidup dengan kehidupan manusia.
 
 
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Cita-cita
Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebijakan dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.Itulah sebabnya, cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup banyak menimbulkan daya kreativitas manusia. Banyak hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan, dan hidup seseorang. Cita-cita ini perasaan hati yang merupakan suatu keinginan, kemauan, niat, atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.Ada tiga katagori keadaan hati seseorang, keras, lunak, dan lemah. Orang yang berhati keras, tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati lunak dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Orang yang berhati lemah, mudah terpengaruhi oleh situasi dan kondisi. Cita-cita, keinginan, harapan, banyak menimbulkan daya kreatifitas para seniman. Banyak hasil seni seperti: drama, novel, film, musik, tari, filsafat yang lahir dari kandungan cita-cita, keinginan, harapan dan tujuan.

B.  Kebajikan
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu: manusia sebagai pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.Manusia sebagai pribadi dapat menentukan baik dan buruk. Yang menentukan baik dan buruk itu suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati  itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati masyarakat, yang menentukan baik dan buruk adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Demikian pula manusia sebagai makhluk Tuhan, manusia pun harus mendengar suara hati Tuhan. Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelak perbuatan yang tidak baik. Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, barbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya. Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan.

C.  Sikap Hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup. Dalm menghadapi kehidupan, yang berarti manusia menghadapi manusia lain atau menghadapi kelompok manusia, ada beberapa sikap etis dan sikap nonetis. Sikap etis disebut juga sikap positif sedangkan sikap nonetis disebut juga sikap negatif. Ada tujuh sikap etis, yaitu : sikap lincah, sikap tenang, sikap halus, sikap berani, sikap arif, sikap rendah hati, dan sikap bangga. Sedangkan sikap nonetisada 6 yaitu : sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut, sikap angkuh, sikap rendah diri. Sikap-sikap positif bagi bangsa Indonesia. Sikap-sikap itu antara lain : sikap suka bekerja keras, sikap gotong royong, menjaga hak dan kewajiban, sikap tolong menolong, dan sikap mengargai pendapat orang lain. kebajikan secara nyata dan dapat dirasakan melalui tingkah lakunya.
Namun demikian dibalik keragaman pendapat tersebut tampaknya ada satu benang merah yang dipersamakan, yaitu adanya kesepakatan bahwa manifestasi sikap tidak  dapat dilihat secara langsung akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup. paling tidak ia mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konstruk-konstruk lain, seperti dorongan, motivasi, atau bahkan dengan nilai-nilai tertentu.
Motivasi adalah kesiapan yang ditujukan pada sasaran dan dipelajari untuk tingkah laku bermotivasi. Sikap adalah kesiapan secara umum untuk suatu tingkah laku bermotivasi, sedang nilai-nilai sasarn adalah sasaran atau tujuan yang bernilai terhadap mana berbagai pola sikap dapat diorganisir.
            Dalam buku Strategi Kebudayaan, Van Peursen melihat adanya tiga periode peralihan mencolok yang dialami manusia pada umumnya. Ketiga periode itu adalah tahap mistis, tahap ontologi, dan tahap fungsional. Tahap mistis merupakansikap manusia yang merasa dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib disekitarnya. Tahap ontologi adalah sikap manusia yang tidak hidup lagi dalam kepungan. Sedangkan tahap fungsional merupakansikap dan alam pikiran yang semakin nampak dalam diri manusia modern.
            Sedangkan menurut Frans Magnis Suseno melihat adanya dua bahaya yang menjadi kendala dalam kehidupan manusia dalam mempertahankan sikap hidup yang tepat itu, bahaya tersebut adalah nafsu dan pamrih. Nafsu merupakan perasaan-perasaan kasar yang bisa menggagalkan kontrol diri manusia dan sekaligus membelenggunya secara buta pada dunia lahir. Sedangkan pamrih adalah tindakan yang semata-mata mengusahakan kepentingannya sendiri tanpa memperdulikan kepentingan orang lain.
            Dalam bukunya Falsafah Hidup Pancasila sebagaimana tercermin dalam Falsafah Hidup Orang Jawa, Soetrisno melihat adanya tiga nafsu yang begitu menonjolkan aspek pamrih, antara lain: selalu ingin menang sendiri, selalu ingin benar sendiri, dan hanya mementingkan kebutuhan sendiri.
            Selain itu, menurut J.C.Tukiman Taruna dalm harian Kompas 8 Januari 1984, ia menawarkan 6 sikap mental yaitu:
1.    Manusia Jawa itu semakin manja. Dasar yang dipakai adalah kenyataan dalam kehidupan orang Jawa yang lebih suka dilayani daripada melayani.
2.    Manusia Jawa cenderung boros, hal ini terbukti adanya dorongan yang kuat dalam diri orang jawaberupa sikap suka menikmati. Manusia Jawa adalah kelompok penikmat dan itu berarti ingin menikmati yang serba baru dan baik.
3.    Adanya sikap semakin religius. Semangat religius menurun dan cenderung menjadikan rumah ibadah sebagaipusat kehidupan sosial.
4.    Manusia Jawa itu pendendam. Apabila menyangkut harga diri manusia Jawa tidak mengenal pengampunan dan tidak bisa memaafkan.
5.    Manusia Jawa mudah terpengaruh.
6.    Manusia Jawa bukan pionir. Hal ini terbukti orang Jawa lebih suka menunggu lowongan pekerjaan daripada menciptakan lapangan pekerjaan.
               
D.  Manusia Dan Pandangan Hidup
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia tersebut. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak lain manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia menyadari, sehingga banyak orang yang memeluk sesuatu agama semata-mata atau dasar keturunan.  Pandangan hidup penting bagi kehidupan manusia dimasa sekarang maupun kehidupan di akhirat, dan sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya.
Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama bagi kita adalah suatu kebutuhan. Buka kebutuhan sesaat melainkan kebutuhan yang terus menerus dan abadi. Sebab setiap saat kita memerlukan perlindungan Tuhan dan petunjuk agama sampai di akhir nanti.



BAB III
PENUTUP 

A.  Kesimpulan

Pandangan hidup merupakan bagaimana manusia memandang kehidupannya. Setiap orang memiliki pandangan hidup yang berdeda-beda dan melahirkan suatu paham. Wujud pandangan hidup manusia berkaitan dengan cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita merupakan pandangan hidup di masa yang akan datang. kebajikan secara nyata dan dapat dirasakan melalui tingkah lakunya. Dan, dalam hal ini, tingkah laku manusia sebagai perwujudan kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena wujudnya dapat dilihat dan dirasakan. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain dan tergantung dari pembawaan, lingkungan, dan pengalaman. Dalam setiap perbuatan, manusia harus memahami etika yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga kehidupan dalam memasyarakat menjadi tenang dan tentram.

PUSTAKA

Tri Prasetya, Drs. Joko, dkk.1991.Ilmu Budaya Dasar MKDU. Rineka Cipta ;

Latif, Abdul. 2007. Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: PT Refika Aditama;

Syani, Abdul. 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Bandar Lampung: PT Dunia Pustaka Jaya